Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger
farmadyflyhigh. Diberdayakan oleh Blogger.

Bahasa

Penelusuran

Rabu, 14 November 2012

Landasan sosial budaya BK


LANDASAN SOSIAL BUDAYA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
A.  Latar Belakang
Arus modernisasi disamping berdampak positif, seperti diperolehnya kemudahan dalam bidang komunikasi dan transportasi. Disisi lain ternyata tlah melahirkan dampak yang kurang menguntungkan, yaitu dengan menggejalanya berbagai problema yang semakin kompleks, baik yang bersifat personal maupun sosial. Kehidupan yang terlalu berorientasi kepada kemajuan dalam bidang material (pemenuhan kebutuhan biologis) telah menelantarkan supra empiris manusia, sehingga terjadinya pemiskinan rohaniyah dalam dirinya. Kondisi ini ternyata sangat kondusif  bagi berkembangnya masala-masalah pribadi dan sosialyang terekspresikan dalam suasana psikologis yang kurang nyaman seperti perasaan cemas, stress, dan perasaan terasing, serta terjadinya penyimpangan moral atau system nilai.
Dalam suatu penelitian terhadap masyarakat barat dikemukakan bahwa akibat sampingan dari gaya hidup modern, seperti dinegara-negara industry adalah munculnya berbagai problem social dan personal yang cukup kompleks. Problem tersebut seperti (1) ketegangan fisik dan sikis, (2) kehidupan yang serba rumit, (3) kekhwatiran atau kecemasan akan masa depan, (4) makin tidak manusiawinya hubungan antar individu, (5) rasa terasing dari anggota keluarga dan anggota masyarakat lainnya, (6) rengganya hubungan kekeluargaan, (7) terjadinya penyimpangan moral dan system nilai.
  Masalah lain sebagai dampak negatf dari kehidupan modern ini adalah semakin kompleksnya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan kesempatan pendidikan, persaigan antar individu, dan sebagainya. Dengan demikian individu dituntutuntuk lebih mampu menghadapi bebagai masalah seperti masalah penyesuaian diri, masalah pemilihan pekerjaan, dan masalah-maslah hubungan sosial. Dapat dimaklumi bahwa tiap individu dapat berhasil dengan sebaik-baiknya mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini individu-individu tertentu perlu mendapatkan bantuan yang memadai dalam usaha mengatasi tantagan yang ditimbulkan oleh maslah-masalah yang dihadapinya itu.
Sekolah tidak dapat melepaskan diri dari situasi kehidupan masyarakat, dan mempunyai tanggung jawab untuk membantu para siswa atau peserta didik baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat. Sebagai suatu lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri dimasyarakat dan mampu memecahkan bebagai masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, siswa hendaknya dibantu, agar apa yang mereka terima disekolah merupakan bekal untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Didalam situasi inilah bimbingan dan konseling akan terasa diperlukan sebagai suatu bentuk bantuan kepada siswa. Program bimbingan dan konseling membantu berhasilnya program pendidikan pada umumnya.


B. Faktor-Faktor Sosial Budaya yang Menimbulkan Kebutuhan akan Bimbingan

Kebutuhan akan bimbingan timbil karena adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat. Semakin rumit struktur masyarakat dan keadaannya  semakin banyak dan rumit pulalah masalah yang dihadapi oleh individu yang terdapat dalam masyarakat itu.
Jadi kebutuhan akan bimbingan  timbul karena terdapat factor yang menambah rumitnya keadaan masyarakat dimana individu itu hidup. Faktor-faktor itu diantaranya sebagai berikut. (John J.Pietrofesa dkk, 1980; M.Surya  & Rochman N,. 1986; dan Rochman N., 1987).

a.        Perubahan Konstelasi Keluarga
Pada tahun 1970 keluarga di Amerika mengalami perubahan yang cukup berarti seperti: melemahnya otoritas pria (suami), meningkatnya tuntutan kesamaan hak bagi kaum perempuan, dan merekatnya kedekatan hubungan antar anggota keluarga.Suatu artikel yang berjudul “Typical American Family-A Vinishing Institution”  menyimpulkan hasil penelitian dan pemikiran sejumlah para ahli nasional tentang keluarga sebagai berikut:
1.        Anak-anak diasuh secara berbeda dan sering dilakukan oleh oeang luar (outsiders)
2.        Ibu merasa dihantui oleh perasaan bersalah pada saat meninggalkan anak-anaknya  untuk pergi bekerja.
3.        Perceraian masalah lain yang menyertainya terus meningkat.
4.        Keluarga kehilangan fungsi ekonomi, karena kaum perempuan menjadi lebih mandiri dalam bidang financial.
5.        Pasangan suami istri cenderung kurang berminat untuk mempunyai anak.
Terkait dangan masalah keluarga yang disfungsional, Stephen R. Covey (1997) menngemukakan sekitar 30 tahun yang lalu terjadi perubahan situasi keluarga yang sangat kuat dan dramatis , yaitu terjadinya peristiwa berikut:
1)        Angka kelahiran anak yang tidak sahmeningkat menjadi 400%.
2)        Persentase oarang tua tunggal (single parent) telah berlipat ganda.
3)        Angka perceraian yang terjadi telah berlipat ganda, banyak pernikahan yang berakhir dengan perceraian.
4)        Peristiwa bunuh diri dikalangan remaja meningkat sekitar 300%.
 Ketidak fungsian keluarga yang menghasilkan dampak negatif bagi kehidupan moralitas anak telah mendapat perhatian organisasi wanita se-asia psifik (Pan Pacific South East Asia Women’s Associaton, PPSEAWA). Konferensi itu menyimpulkan bahwa kerusakan yang terjadi dalamkeluarga di abad 20 semakin buruk. Oleh karena itu, tidak boleh kaget apabila kenakalan remaja, kekerasan dan tindak criminal  yang dilakukan anak-anak muda akan semakin mewabah.
Untuk memelihara keutuhan atau keharmonisan keluarga memang tidak mudah, karena banyak factor yang mempengaruhinya, baik factor internal (dalam keluarga itu sendiri) maupun factor eksternal.Faktor internal terkait dengan sikap dan perlakuan orang tua, atau keberfungsian keluarga. Sehubungan dengan hal itu Djawad Dahlan (1989) mengemukakan bahwa termanifestasikannya rasa cinta dalam tingkah laku setiap anggotakeluarga yang tanpa pamrih akan dirasakan anak didik sebagai contoh atau teladan dari orang tuanya yang memberi arti bagi kehidupan pribadi anak yang mandiri.
Yaumil C.Akhir (Djuriah M. Utja,1995) dalam membahas fungsi keluarga, mengemukakan bahwa terdapat beberapa fungsi keluarga, yaitu:
a)        Fungsi keagamaan
b)        Fungsi social budaya
c)        Fungsi cinta kasih
d)       Fungsi perlindungan
e)        Fungsi reproduksi
f)         Fungsi sosialisasi dan pendidikan
g)        Fungsi ekonomi dan
h)        Pembinaan lingkungan
Keluarga yang fungsional (normal) adalah keluarga yang ditandai dengan cicri-ciri sebagai berikut.
1)        Saling memperhatikan dan mencintai.
2)        Bersikap tebuka dan jujur
3)        Orang tua mau mendengarkan anak, menerima perasaanya dan mengakui pengalamanya
4)        Ada sheringmasalah diantara anggota keluarga
5)        Mampu berjuang mengatasimasalah kehidupannya
Apabila suatu keluarga telah dapat melaksanakan fungsi-fungsi diatas, maka dalam keluarga tersebut akan berkembang situasi kehidupan yang sakinah, mawaddah, warahmah.Dalam hal ini, para anggota keluarga akan merasakan ketentraman batin, kebagahagian hidup, karena adanya sikap mengasihi, mencintai dan membantu.
Sementara keluarga yang disfungsional (tidak normal) ditandi denagan ciru-cirisebagai berikut.
1)        Adanya pengekangan dorongan dan penindasan perasaan.
2)        Mengalami kematian emosional, dingin dalam pergaulan, kurang adanya kehangatan dan persahabatan, penuh kemuraman dan kesedihan.
3)        Kurang bisa beradaptasi dengan keadaan yang berubah
4)        Tidak berfungsinya struktur keluarga
Bagi keluarga yang mengalami kondisi disfungsional seperti diatas, seringkali dihadapkan kepada kebuntuan atuau kesulitan mencari jalan keluaratau pemecahan masalah yang dihadapinya, sehingga apabila tidak segera mendapat bantuan dari luar, maka masalah yang dihadapinyaakan semakin parah.

b.        Perkembangan Pendidikan
Demokrasi dalam bidang kenegaraan menyebabkan demokratisasidalam bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Hal ini berarti pemberian kesempatan kepada setiap orang untuk menikmati pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun oleh badan swasta. Kesempatan terbuka ini menyebabkan berkumpulnya murid-murid dari berbagia kalangan yang berbeda-beda latar belakangnyaantara lain:agama, etnis, keadaan social, adat istiadat, dan ekonomi. Hal ini sering menimbulkan terjadinya kelompok-kelompokkecil yang berusaha memisahkan diri dari kelompok besar dimana mereka berada. Dan hal ini menambah meruncingnya pertentanagan-petentangan yang memerlukan pemecahan yang sungguh-sungguh. Pemecahan ini dapat diperoleh dengan melaksanakan bimbingan begi anggota kelompok yang bersangkutan.
Sebagai akibat dari pelaksanaan falsafah demokrasi dan perkembangan teknologi, program pendidikan harus disesuikan dengan kebutuhan masyarakat. Perkembangan pendidikan tampak dalam 3 arah, ialah arah meninggi, meluas dan mendalam. Arah meninggi tampak dalam bertambahnya kesempatan dan kemungkinan bagi murid untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Arah meluas tampak dalam pembagian sekolah dalam bebagai jurusan khusus dan sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan bimbingan untuk memilih jurusan yang khusus dan memilih bidang studi yang tepat bagi setiap murid.
Arah mendalam tampak dalam berkembangnya ruang lingkup dan keragaman disertai dengan pertumbuhan tingkat kerumitan dalam tiap bidang studi. Perkembangan kearah ini bersangkut paut pula dengan kemampuan dan sikap serta minat murid terhadap bidang studi tertentu. Ini semua menimbulkan akibat bahwa setiap murid memerlukan perhatian yang bersifat individual dan khusus. Dalam hal ini pula terasa sekali kebutuhan akan bimbingan disekolah.

c.         Duni Kerja
Dewasa ini masalah karir telah menjadi komponen layanan bimbingan yang lebih penting dibandingkanpada masa sebelumnya. Fenomena ini disebabkan oleh adanya berbagai perubahan dalam dunia kerja, terutama pada tahun1970-an. Berbagai perubahan itu diantaranya sebagai berikut:
1)        Semakin berkurangnya kebutuhan terhadap para pekarja yang tidak memiliki keterampilan.
2)        Meningkatnya kebutuhan terhadap para pekerja yang professional dan memiliki keterampilan tekhnik.
3)        Berkembangnya perindustrian diberbagai daerah.
4)        Berkembangnya berbagai jenis pekerjaan sebagai dampak dari penerapan teknologi maju.
5)        Berbagai jenis pekerjaan yang baru memerlukan cara-cara pelayanan yang baru.

d.        Perkembangan Kota Metropolitan
Sehubungan denagan hal diatas, Saeful Dullah (Potret Pertumbuhan Kota di Abad ke-21, pikiran rakyat, 14-91996) mengemukakan dampak sosil yang buruk dari pertumbuhan kota di abad -21, terutama kota-kota berkembang yaitu sebagai berikut:
1)        Umumnya migrasi orang desa kekota dinegara berkembanglebih banyak dimotivasi dengan niat untuk “mengadu nasib” ketimbang untuk “memenuhi permintaan kebutuhan pekerjaan “ sebagaimana halnya banyak terjadi dalam proses urbanisasi nagara-nagara industri di abad-19.
2)        Tidak mengherankan apabila masalah pengangguran dan kemiskinan dengan segala akibat social yang ditimbulkannya  diproyeksikan akan semakin menjadi masalah serius bagi sejumlah kota besar dinegara berkembang.
3)        Yang paling menyadihkan lagi adalah bahwa Bank Dunia memperkirakan bahwa pada tahun 2000, setiap tahunnya tidak kurang dari 5 juta anak akan meninggal akibat lingkungan yang semakin buruk.
Kondisi kehidupan diatas dapat menjadi sumber pemicu malapetaka kehidupan terutama menyangkut masalah-masalah psikologis seperti gejala “maladjustment “ dan “Pathologic” (gangguan jiwa dan sakit jiwa).

e.         Perkembangan Komunikasi
 Dampak media massa (terutama televisi) terhadap kehidupan manusia sangatlah besar. Pengaruhnya seperti virus influenza mudah menyebar ketubuh manusia. Dewasa ini anak-anak dan para remaja rata-rata menghabiskan waktu setiap harinya sekitar 6 jam untuk menonton televisi. Propaganda atau iklan yang ditayangkan televise
Disamping itu program-program yang ditayangkannya tidak sedikit merusak nilai-nalai pendidikan, karena banyak adegan kekerasan, mistik, dan moral. Sehubungan dengan hal tersebut, sangatlah penting bagi orang tua untuk membimbing anak dalam tayangan yang ditontonnya secara kritis. Dalam hal ini layanan bimbingan yang memfasilitasi berkembangnya kemampuan anak dalam mengambil keputusan (decision-making skill) merupakan pendekatan yang sangat tepat.

f.         Seksisme dan Rasisme
Seksisme merupakan paham yang mengunggulkan salah satu jenis kelamin dari jenis kelamin lainnya. Sedangkan rasisme paham yang mengunggulkan ras yang satu dari ras lainnya. Fenomena ini seperti nampak dari sikap para orang tua yang masih memegang budaya tradisional dalam pemilihan karir bagi anak wanita, yaitu membatasi atau tidak memberikan kebebasan kepada anak wanita untuk memilih sendiri karir yang diminatinya
Rasisme masih menyelimuti iklim kehidupan masyarakat di Amerika. Selama tahun 1978-1979 para pemimpin kulit hitam sudah bersikap apatis dalam melewatkan perlakuan diskriminatif (rasisme) terhadap mereka. Perlakuan diskriminatif atau rasisme ini seperti ada pembatasan pemberian kesempatan bekerja kepada ka;angan muda kulit hitam. Kondisi ini menyebabkan semakin banyaknya pengangguran dikalangan muda kulit hitam, yang diperkirakan sekitar 25%.

g.        Kesehatan Mental
Maslah kesehatan mental di Amerika Serikat ternyata semakin marak, tidak dapat dihentikan. Data tentang maraknya masalah kesehatan mental ini dilaporkan oleh coleman yang melakukan survey pada tahun 1974. Laporan itu menunjukkan bahwa (a) 10 juta orang Amerika mengalami gangguan jiwa (neurotic), (b) dua juta orang mengalami sakit jiwa (psikosis), 200.000 orang atu lebih mencoba melakukan bunuh diri, (c) empat juta orang atau lebih mengalami kepribadian anti social, (d) 1.5 juta remaja atau orang dewasa melakukan kejahatan yang serius, (e) 500.000 orang berurusan dengan lembaga-lembaga pengadilan, (f) Sembilan juta orang kecanduan minuman keras  (alcohol), (g) satu juta orang atau lebih menyalahgunakan obat-obat terlarang dan (h) 5.5 juta anak-anak dan orang dewasa mengalami gangguan emosional.
Terkait dengan masalah ini, maka sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga perusahaan dituntut untuk menyelenggarakan program layanan bimbingan dan konseling dalam upaya mengembangkan mental yang sehat, dan mencegah serta menyembuhkan mentalyang tidak sehat.

h.        Perkembangan Teknologi
Dengan perkembangan teknologi yang pesat, timbul dua masalah penting yang menyebabkan kerumitan stuktur dan keadaan masyarakat, ialah (1) penggantian sebagian besar tenaga kerja dengan alat-alat mekanisme-elektronik, (2) bertambahnya jenis-jenis pekerjaan dan jabatan baru yang menghendaki keahlian khusus dan memerlukan pendidikan khusus pula bagi orang-orang yang hendak menjabatnya. Kedua masalah ini menimbulkan kebutuhan bagi orang-orang yang bersangkutan, terutama murid-murid disekolah, untuk mendapatkan pengetahuan tentang berbagai pilihan jabatan dan cara memilihnya dengan tepat.
Hal ini menimbulkan kebutuhan pada mereka untuk meminta bantuan kepada orang lain atau badan yang berwenang  untuk memecahkannya. Dan disinilah kebutuhan akan bimbingan iti terasa sangat dibutuhkan.

i.          Kondisi Moral dan Keagamaan
Kebebasan untuk menganut agama sesuai dengan keyakinan masing-masing individu menyebabkan seorang individu berfikir dan menilai setiap agama yang dianutnya . Kadang-kadang menilainya berdasarkan nilai-nilai moral umum yang dianggapnya paling baik. Hal semacam ini kadang-kadang menimbulkan keraguan akan kepercayaan yang telah diwarisinya dari orang tua mereka.
Dalam pada itu, terutama pada para kaum wanita, penilaian terhadap keykinanagama itu sering didasarkan atas kesenangan pribadi yang nyata  yang akan membawa kepada perasaan tertekan oleh norma-norma agama ataupun nili moral yang dianut oleh orang tuanya atau masnyarakat terdekat. Ini dibandingkannya  pula dengan norma-norma yang telah diciptakan dalan kelompok mereka sendiri. Dengan demikian mereka akan dihadapkan kepada pilihan-pilihan yang tidak mudah untuk ditentukan, karena menyangkut hal yang sangat mendasar dan peka. Makin banyak ragamnya penilain, makin besar pula konflik yang diderita oleh individu yang bersangkutan dan semakin terasalah kebutuhan akan bimbingan yang baik untuk menanggulanginya.
 
j.          Kondisi Sosial Ekonomi
Perbedaan yang besar dalam factor ekonomi diantara anggota kelompok campuran, menimbulkan masalah yang berat. Masalah ini terutama sangat dirasakan oleh individu yang berasal dari golongan ekonomi lemah, tidak mampu, atau golongan “rendahan”. Dikalangan mereka, terutama anak-anak yang berasal dari social ekonomi lemah, tidak mustahil timbul kecemburuan social, perasaan rendah diri, atau perasaan tidak nyaman untuk bergaul dengan anak-anak dari kelompok orang-orang kaya. Untuk menanggulangi masalah ini dengan sendirinya  memerlukan adanya bimbingan, baik terhadap mereka yang datng dari golongan yang kurang mampu ataupun mereka dari golongan sebaliknya.  

0 komentar: